Skip to main content

Sabtu Pertama Saya

Hari ini,
jadi Sabtu pertamanya saya tidak menjejakkan kaki ke sekolah dan kelas yang luar biasa itu. Ini jadi Sabtu pertamanya saya tidak bertemu lagi dengan mereka. Satu minggu berlalu, dan saya semakin tau bahwa begitu besar energi yang telah mereka ciptakan pada diri saya.

"Teruntuk Indah, terimakasih sudah jadi teman belajar yang sangaaat pandai dan paling cepat perkembangannya. Terimakasih untuk sepucuk surat di Sabtu terakhir pengajaran waktu itu, yang membuat aku bingung harus menjawab apa dan membuat aku menahan bulir hangat di sudut mata aku, karena ternyata kamu nulis ini :
'Kakak mau pergi ke mana?'
..
Teruntuk Restu, terimakasih sudah jadi teman belajarku yang luar biasaaa rajinnya, yang gak pernah gak masuk sekali pun selama belajar sama aku. Terimakasih sudah jadi yang paling penurut dan suka bikin aku terharu sendiri, dan juga yang paling sabar menghadapi teman-teman kelas 1 lain yang suka iseng.
..
Teruntuk Salehah, terimakasih sudah jadi teman belajar yang walaupun pemalu tapi selaluuu jadi yang paling semangat untuk belajar, yang kalau aku tanya siapa yang mau belajar duluan pasti kamu selalu angkat tangan. Terimakasih sudah menghadirkan kehangatan di hati aku dengan senyum Salehah yang gak pernah absen di setiap Sabtunya.
..
Teruntuk Rizki, terimakasih sudah jadi teman belajar paling hebat. Terimakasih karena Rizki sudah jadi salah satu sumber kekuatan terbesar. Terimakasih sudah menghadirkan pemahaman tentang arti kesabaran. Terimakasih untuk setiap abjad yang akhirnya Rizki kenali dan ingat, yang pada awalnya mungkin membingungkan tapi akhirnya bisa Rizki teriakkan dengan lantang. Terimakasih karena setiap kali Rizki akhirnya berteriak 'A! B! C!' aku belajar bahwa kekuatan proses yang diiringi keyakinan dan ketekunan pasti akan berbuah hasil yang luar biasa.
..
Dan teruntuk teman-teman belajarku semuanya di kelas 1, terimakasih untuk warna-warni hari yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya. Terimakasih sudah menjadi guru-guru kecil paling hebat yang membuat aku--lagi-lagi--semakin memahami makna kesabaran. Terimakasih sudah menyemarakkan hariku setiap kali kalian berlari-larian, atau ketika kalian naik-naik meja, atau ketika kalian berlompat-lompatan sambil berteriak. Terimakasih karena dibalik semua keaktifan luar biasa kalian, aku yakin ada energi hebat yang dapat mendorong kalian melakukan hal yang tak kalah hebat kelak di masa depan. Terimakasih sudah jadi alasan aku jatuh cinta pada kelas ini."

... pada akhirnya, sebatas keinginan saja untuk saya dapat menyampaikan kalimat-kalimat itu. Kalau saya bisa, saya ingin membuat mereka memahami betapa besarnya kekuatan yang telah mereka tularkan kepada saya, betapa dalamnya cinta yang telah mereka hadirkan ke relung hati saya.

Dan wujud cinta hebat lainnya, juga datang dari orang-orang yang telah Allah hadirkan untuk terus membersamai perjuangan ini. Wujud kekuatan yang paling bertahan, telah Allah perantarai untuk sampai pada saya melalui manusia-manusia favorit penuh dedikasi ini. Dan wujud pembelajaran dan pemahaman terbaik selama prosesnya sejak 8 bulan lalu, telah datang melalui inspirasi-inspirasi yang baik sadar atau tidak, telah ditebarkan oleh mereka.

Terimakasih, untuk waktunya, untuk energinya, untuk peluh dan pikirnya, untuk isak dan tawa selama perjalanannya, untuk pengertiannya, untuk kerja kerasnya, dan untuk cintanya. Sungguh, saya tidak akan bisa bertahan sampai akhir apabila Allah tidak takdirkan kalian untuk berada di sini.

Saya mohon maaf untuk perkataan yang tidak berkenan, untuk tindak tanduk yang mungkin menyakiti hati, untuk tuntut yang terlampau tak pengertian, untuk usaha dan hasil yang mungkin terkhianati oleh saya yang tak mengapresiasi, untuk kenyamanan yang mungkin belum secara paripurna terwujudkan. Saya mohon maaf masih belum bisa jadi yang terbaik yang diharapkan dan dibayangkan. Saya mohon maaf untuk setiap pembelajaran atau tujuan yang belum mampu saya fasilitasi dan wujudkan.

Namun sekali lagi sungguh, dibalik ketidaksempurnaan saya, entah bagaimana lagi saya harus bersyukur dan berterimakasih atas kesempurnaan semangat berbagi dan kepeduliaan yang terus kalian jaga pada diri sehingga mampu melengkapi segala kekurangan saya.

Dan dalam dinamika yang juga mungkin dirasakan, terimakasih karena tidak pernah pergi, terimakasih telah juga menjadikan adik-adik kita di sana--yang pada awalnya tidak pernah kita kenali--sebagai sumber semangat dan kebahagiaan. Kalian sungguh manusia-manusia nekat yang mau-maunya saja merelakan akhir pekan paginya untuk bangun dari pejamnya dan bangkit dari rebahnya.

Semoga apa-apa yang telah kita lakukan, meninggalkan jejak manfaat pada setiap jengkal sekolah di satu sudut Jatimukti itu. Semoga apa-apa yang telah kita sampaikan menjadi alunan ilmu yang terus memberi dampak baik bagi mereka dan menjadi aliran sungai pahala yang menyampaikan kita ke surga. Semoga dengan kekuatan doa dan keyakinan pada kehendak-Nya, kelak dari apa yang telah kita berikan, cita-cita menggaung lebih keras di setiap ruang kelas mereka, masa depan menjadi semakin nyata untuk dapat mereka rangkai, dan semangat belajar menggelegak semakin semarak pada jiwa-jiwa penghuni sekolah luar biasa itu. Aamiin Allahumma aamiin.

Dan bismillahirrahmanirrahiim, semoga jejak inspirasi dan wujud pengabdian kita tidak berhenti di sini. Semoga Allah selalu berikan kekuatan kepada kita untuk terus menebar manfaat, untuk menuntaskan tanggungjawab mendidik sebagai kewajiban setiap orang terdidik, dan untuk terus memudahkan urusan orang banyak.

Ya Allah.. ridhoilah dan berkahilah selalu... luruskanlah niat kami selalu... muarakan setiap perjuangan kami pada kecintaan dan ketaatan kepada-Mu... aamiiin.
.
.
.
.
dan izinkan saya menutup ini dengan kutipan terindah yang baru saja saya dapatkan kemarin malam dari kumpulan kisah serupa dari pengajar muda di berbagai pelosok negeri, yang semoga dapat menjadi pengingat dalam setiap perjuangan menebar manfaat..

"When we do the best that we can, we never know what miracle is wrought in our life, or in the life of another"

Comments

Popular posts from this blog

first again. since many months ago.

I think that I am done with all the hopes I convince my self that now, this longtime longing has already gone I remember every morning that I didn't dream of you at the night anymore I am already able to pull my self together upon that uncertainty I brought by my own self I know that the story will end up not as what I always said in my prayer before I strengthen myself that I deserve so much more and I realize that there is no tear anymore in the wait for a meeting, nor in the time when saying goodbye and seeing your back being apart slowly And in the end of the day, all the things I have said above, are still all the things that I put on my best effort. To be a reality. To be some of not-stumbled-steps. In everyday. In every time.