Skip to main content

20.

there's still so much apology that I haven't told,
so much guilt that I deeply keep,
towards people I really don't want to lose,
towards them I really love and am grateful for having (or maybe ever had?)

there's still so much gratitude for meeting and knowing them that I have not showed ,
so much care and concern about them that I wrongfully expressed or whose ways to be manifested into behavior I foolishly chose.

those people may be still around,
or having the good times and conversations with me,
but sometimes I wonder whether I've done my best for them,
or whether I've showed my love along right,
or whether I'm still important to them,
or whether I've just lost them emotionally,
or whether there's any other trust left towards me.

I just try to always be and do the best for every single person I love,
when in the fact the idea is impossible, and it has always been.
I'm just so much far from the definition of perfection---even just of goodness--As a friend. As a sister. As a daughter. As a woman.
and As His creature.

And this year,
this past age,
my nineteenth
is where I experienced and learned this feeling of sorry,
this hollow in the heart that caused by those sorrow I created while hurting them,
this regret for harming my own self and worth.

And here it come,
my twentieth
where I hope every step that I mistakenly took last year won't ever happen again,
where I hope every powerlessness for making the situation better that I felt won't ever come to me again,
or at least when it sometimes come in the future, I won't have any--even just a little of--thought for quitting,
where I hope I will recognize and act many better ways for caring, for showing them that I never mean to hurt or leave them.

And to You,
my only one source of strength,
the biggest guilt, I acknowledge it is towards you...
And I am sorry, I have not sincerely done what I should do.
Sorry, for still questioning.
May every step of mine to the right path is eased and strengthened.

Comments

Popular posts from this blog

Rebas Rasa Selumbari

Ucapkan maaf Pada dirimu Yang tak jua rela Membiar lepas Ucapkan jangan Pada hatimu Yang tertumpu bimbang Menggerai rekam Usaikan tentang Pada pahammu Untuk mengantar lesap Setiap yang tersemat Abaikan lalu Setiap laju Yang temui persimpangan Yang ditarik lagi kerisauan Sumbatkan rapat Setiap celah Agar tak disambangi Rebas rasa selumbari Kendalikan penuh Sepasang sayapmu Agar tak melambungkanmu Pada satu yang mengoyak keindahannya ___________________ _ 20 Maret 2015, Sylvi Noor Alifah
Kecewa? Gak tau, saya bingung. Apa memang sebenernya gak usah segininya? Tapi jujur, saya menangis tau kabar itu. Mungkin gak cuma satu-dua, tapi bahkan bisa jadi memang kami yang memilih untuk tidak adalah justru minoritas sekarang. Sebut saya lebay, tapi sesak rasanya ketika mendengar hal itu. Terlebih lagi, di antara mereka yang memilih untuk iya, ada sahabat-sahabat saya yang turut saya rapalkan namanya setiap kali berdoa, yang dengan mengingat mereka membuat saya bangkit lagi setiap kali lelah berjuang, yang terus saya minta sama Allah agar selalu dibimbing di jalur perjuangan yang diridhoi-Nya... Tapi ternyata saya gak ada pengaruhnya sama sekali. Dan memang hanya Allah-lah sehakikatnya pemilik hati saya, sahabat-sahabat saya, dan semua manusia. Saya memang gak bisa apa-apa lagi. Ampuni hamba ya Allah, karena belum bisa jadi sahabat yang baik, karena belum bisa jadi sahabat yang membawa kami bersama-sama mendekat di jalur-Mu, karena belum bisa jadi sahabat yan...

to the birthday girl,

17 Oktober pertama di Jatinangor, Kemampuan berkata-kata entah gimana sekarang kayanya udah sangat berkurang. Dari dulu selalu bingung memulai cerita dan ditambah sekarang semakin gak jago untuk merangkai kata demi kata untuk kalimat-kalimat selanjutnya. Jujur, sebenarnya banyak sekali yang terjadi dan ingin diceritakan, tapi entah kenapa rasanya selalu tersendat dan akhirnya menguap sampai saya sendiri kelupaan. Dan akhirnya memutuskan untuk menulis ini, karena tadi sore rasanya berdosa karena telah bisu sama sekali untuk sekadar mengucapkan selamat... Jadi, di sini aja yaa Selamat 17 Oktober yang ke-18 kalinya, Mel... Kalau terbang ke satu tahun yang lalu, masih ingat betul gimana alurnya. Masih inget kan ya sama ini? Waktu itu habis pulang NF dan masih sangat bisa membayangkan situasinya, perasaan yang menelusup, Bapak penjual soto yang ikut mengucapkan dan memberi doa baik, dan semua detail-detailnya. Waktu itu lagi masa-masanya baru menjejak di tahun terakhi...